Vol 2 Bab 1 Part 4 : Classroom Elite 2nd Year
Bab 1 : Perubahan kehidupan di sekolah (Part 4)
Dan begitulah golden week itu hilang dalam sekejap, dan kehidupan sekolah dimulai.
Tidak ada perubahan besar, tetapi pasti akan berubah secara bertahap - tahap.
"... Yo"
Di pagi hari setelah liburan terakhir, Sudou adalah orang yang pertama aku lihat di loker sepatu.
Ini cuma pertemuan dengan teman sekelas, salah satu dari kehidupanku sehari - hari yang mulai berubah.
"Sepertinya ada masalah yang terjadi, apa kamu baik - baik saja?"
"Aku baik - baik saja, tidak ada hal yang spesial terjadi selama golden week."
"Cuma segitukah, itu cuma istirahat sebentar."
Aku berjalan ke depan bersama Sudou, dia berjalan di sampingku.
Sudou yang meninggalkan kelas di hari itu untuk aktivitas club, pasti sudah mendengarnya dari Ike dan Hondou.
Dia seharusnya menyadari apa yang terjadi di kelas, tanpa perlu aku memberitahukannya.
"Strategi Suzune, menyembunyikan kalau kau sebenarnya pandai dalam belajar."
Aku sedikit mengangguk, Sudou menggigit bibirnya lalu mengalihkan pandangannya dariku dan menatap lurus ke depan.
"Dari awal dia membawamu, pergi bersama, aku puas dengan hal itu."
"Aku tidak cocok dengan orang lain, terlebih lagi, sejak awal aku ini orangnya pemalu."
"Ini tidak seperti kita rukun, sebaliknya aku pikir awalnya kami bedua cukup jauh."
"Benarkah? Aku tidak ingat seperti itu?"
Mungkin itu karena Sudo melihat Horika sebagai lawan jenis.
Ketika dia menunjukkan ketertarikannya, aku ingin mengkomentarinya, tetapi aku mengabaikan itu dan berbalik berbicara hal lain.
"Aku dengar dari Yousuke, kalau kamu ikut mencoba membelaku."
"Bukan membela, aku cuma mengatakan hal yang sebenarnya.'
"Itu adalah faktanya, tapi saat itu kamu tidak tahu apa - apa."
"Aku tahu."
Sudou sedikit marah, ia menggigit bibirnya.
"Seperti rahasia kalau kamu jenius matematika, dan juga rahasia kalau kau adalah petarung yang kuat."
Untuk Sudo hal itu yang lebih mengkhawatirkannya daripada matematika.
"Aku tidak tahu apa maksudmu."
Aku berpura - pura tidak mengerti apa yang ia katakan.
Namun Sudou sekarang bukan tipe orang yang bisa dibodohi dengan itu.
"Jangan berpura - pura, aku tahu saat kamu melawan Housen, dia punya kekuatan yang luar biasa dan gerakannya lebih cepat dari siapapun yang pernah kulawan."
Sudou mengatakan apa yang ia rasakan saat itu.
"Itu pertama kalinya aku merasa takut berkelahi, bahkan sekarang pun, wajahnya saat tersenyum masih membekas di dalam kepalaku."
Dia mengatakan itu sambil memijati keningnya dengan kedua jari telunjuknya sebanyak dua atau tiga kali.
"Itu sangat menakutkan untukku, tapi aku bertarung demi melindungi Horikita."
"Itu cuma satu - satunya cara yang aku lakukan. Orang itu sudah kehilangan beberapa skrup di kepalanya."
Note: Maksudnya Housen itu udah gk waras.
Aku tidak bisa menyangkalnya. Kekerasan Housen memang tidak wajar.
"Tapi sudou kamu punya peluang untuk menang."
Di hari itu, Sudo terjatuh oleh Housen karena ditahan oleh Horikita.
Di dalam situasi itu, dia harus menghadapi lawannya, dimana ia harus menunjukkan dirinya untuk melindungi Horikita dan menunjukkan ketidakberdayaannya.
Alhasil, dia terluka parah dengan kekalahan dari Sudo.
"Aku tidak tahu ... walaupun dia tidak bertarung dengan serius, aku tidak akan menang dalam pertarungan itu."
Sudou sama sekali tidak lemah. Sudo punya kekuatan fisik dan akal sehat yang luar biasa tetapi dia bukan tandingannya Housen. Bahkan kakak Horikita yang memiliki ilmu beladiri dan Albert yang diberkati dengan tubuh fisiknya. Bahkan mereka berduapun tidak akan mempunyai kesempatan.
"Bukan seperti ini, cukup berbicara tentang ku."
Sudou menatapku dengan serius.
"Kamu ..kamu bisa menahan serangan pukulan mengerikan Housen di saat yang bersamaan."
Aku hanya menambahkan lebih banyak kekuatan dari biasanya ketika aku menangkisnya. Tetapi Sudo pasti tidak akan mengerti kata - kata seperti itu.
Meskipun aku mendapatkan nilai sempurna dalam matematika, dia tidak akan terkejut jika aku menangkisnya.
Terlebih lagi dia juga bersama dengan Horikita saat itu, mungkin dia melihat banyak hal.
"Mungkin kamu salah lihat, Sudou?"
"Tidak tidak aku yakin melihatnya."
Sudo dengan cepat meraih bisepku dengan tangan kanannya. Sambil meremas - remas seolah - olah dia ingin memeriksa otot ku, lalu Sudo berkata.
" Sejak tahun lalu ketika aku melihatmu di kolam renang, aku sudah merasakan hal itu. Meski tidak masuk ekskul, tubuhmu tegang. Jika kamu memakai pakaian itu sulit untuk dilihat. Bentuk dan ketegangan di otot mu ... mereka terlihat sudah terlatih."
Pasti akan sulit untuk menipu Sudou yang telah melatih tubuhnya sendiri. Dia mungkin tidak percaya kalau tubuhku sendiri melatih dirinya sendiri pada saat aku tertidur. Sekarang dia tidak hanya melihatku tetapi juga menyentuh ku, aku tidak bisa menghindari kebenarannya.
"Oh benar, kamu punya skor cengkraman 60 kg sebelum festival olahraga."
Sudo mulai mengingat perlahan tahun lalu.
"Saat itu aku berpikir itu cukup menakutkan ... tapi sekarang apa kamu menahan kekuatanmu yang sebenarnya. Sebenarnya berapa?
"Aku tidak tahu. Meskipun itu pertanyaan yang menarik, aku tidak tahu betul total kekuatanku."
"Kamu tidak tahu ... "
"Serius aku tidak ingat melakukan tes itu."
"Kamu tidak ingat ... kamu seharusnya pernah melakukan tes cengkraman di sekolah dasar atau menengah."
Aku benaran tidak ingat. Di white room, pemeriksaan fisik dilakukan secara teratur. Mungkin mereka mengambil data yang mungkin saja tidak mempunyai hubungan yang logis dengan sekolah biasanya. Namun, hasil itu cuma mereka saja yang mengetahuinya. Mereka tidak perlu repot - repot untuk membacakan hasilnya kepada para siswa.
Lagipula para anak - anak tidak tertarik dengan angka yang berubah - ubah.
Pada akhirnya, satu - satunya yang diketahui adalah angkanya naik atau turun.
Namun di saat itu, aku menjaga fisikku dengan rutinitas harianku, kemampuan fisikku cenderung menurun lebih lambat daripada ketika aku berada di white room.
"Kamu benar - benar tidak tahu?"
Sepertinya Sudo bertanya kepadaku, sambil menatap mataku, untuk memberitahukan aku untuk tidak berbohong.
"Pada saat itu, aku mendengar dari mu kalau cengkraman 60 kg adalah rata - rata untuk siswa kelas satu SMA, jadi aku menyesuaikan angkanya di sekitar itu. Aku tidak ingin menonjol."
Aku juga sedikit terkejut ketika mengetahui kalau itu diatas rata - rata.
"Kamu, itu sebenarnya, seberapa luar biasanya sih kamu?"
Aku ingin tahu apa itu kecemburuan dan iri hati.
"Luar biasa ... ?"
Jawabannya akan berubah tergantung prespektif yang digunakan.
Sejenak aku berpikir.
"Lupakan itu, tidak masalah kamu tidak menjawabnya. Tolong lupakan itu sekarang."
Sudou mundur, seolah - olah ia menolak jawabanku.
Bahkan kalau aku menceritakannya itu bukan cerita yang bisa dimengerti siapapun.
Bagaimanapun juga, ini bukan sesuatu yang bisa dijelaskan sekarang.
"Aku berpikir untuk melihat betapa menakjubkannya kamu, tidak aku harus melihatnya dengan mata kepalaku sendiri."
Dia melepaskan lenganku yang dia pengang.
Sudou seperti Keisei, sepertinya dia sudah mulai mencernanya.
"Tapi sekarang aku sudah mengetahui kalau kamu adalah pria yang luar biasa. Kau benar - benar luar biasa, Ayanokouji."
"Apa kamu marah karena aku menyembunyikannya?"
"Pada awalnya aku sangat terkejut. Aku paham dengan perasaan Yukimura. Aku berpikir aku lah yang terbaik, ternyata ada seseorang yang lebih dariku di sekitarku dan rasanya itu tidak enak, aku juga mengerti perasaanmu. Aku juga paham kenapa kamu terpaksa menyembunyikan kekuatanmu."
Sudou merespon tidak sesuai yang aku harapkan.
"Aku bohong, jika aku bilang tidak ada yang membuatku penasaran, Tapi, aku akan tumbuh sendiri melalui usaha ku sendiri. Aku tidak peduli dengan apa yang orang lain lakukan, Akulah yang memutuskannya."
Jangan hadapi orang lain, tetapi hadapilah dirimu sendiri.
Aku mendengar sesuatu yang menarik, itu adalah cara yang terbaik untuk maju.
"Selain itu juga, tidak peduli seberapa hebatnya kamu, aku lebih baik dalam basket."
Untuk pertama kalinya, Sudou tertawa terbahak bahak dengan lantang.
Dia menjawab itu dengan percaya diri. Tentu saja yang ia katakan sepenuhnya benar. Hasil tidak akan mengkhianati kerja keras, aku tidak punya kesempatan untuk mengalahkannya di bola basket.
"Itu artinya jika itu bola basket, aku akan selalu di sana, jadi datanglah ke sana kapanpun."
"Maaf, aku tidak ingin menjadi samsak tinju."
"Ha ha ha! Aku mengerti."
Orang yang bisa menerima orang lain akan jauh lebih mudah, walaupun mereka tahu bahwa dia unggul dari orang itu dalam sesuatu.
"Kau tidak perlu khawatir mengenai Housen, aku tidak akan memberitahu siapapun. Wow, aku merasa seperti memikirkan banyak hal akhir - akhir ini, itulah mengapa aku berbicara denganmu hari ini."
"Aku mengerti."
Aku benar - benar berterima kasih dengan ketulusanmu.
"Ah benar, aku ingin tahu satu hal lagi tentang Housen ... apa kamu baik - baik saja dengan hal itu."
"Jika itu sesuatu yang bisa ku jawab ..."
"Aku tidak berpikiran untuk memberitahukan tentang perkelahian dengan Housen kepada yang lain?
Mungkin saja pertanyaan itu tidak akan bisa terhindarkan karena dia tidak bertanya setelah semua yang kita bicarakan.
Pada prinsipnya, meskipun Sudou menyaksikan kejadian tersebut, ada kemungkinan dia akan tetap diam. Tentu saja, aku berniat menghentikannya melalui Horikita, tetapi aku bisa melihat gambaran kasarannya ketika aku melihat hasil dari ujian matematika.
"Jika itu Sudou yang dulu. Mungkin aku akan menyuruh Horikita untuk diam dan tidak memberitahukan apapun soal itu."
"Sudou yang dulu?"
"Seperti yang bisa dilihat dari OOA, kamu adalah siswa kelas D yang mengalami pertumbuhan paling banyak dari kelas D. Aku pikir aku bisa menilaimu mulai sekarang karena kamu sekarang lebih tenang. Itulah alasanku tidak bergerak."
Itulah analisaku kepada Sudou Ken. Jika itu adalah Ike atau Hondou, maka beda lagi ceritanya.
"Wow, kau seperti seorang guru."
Sudou menghela nafas dengan puas dan rasa takjub.
"Aku puas. Rasanya tidak buruk juga kamu memujiku."
Mengatakan hal itu, Sudou mendekatkan wajahnya.
"Selain itu juga, aku tidak ingin mendengar yang lain lagi, antara kamu dengan Suzune ... "
"Kita tidak berpacaran."
Dengan meresponnya seperti itu, aku menjaga jarak dengan wajah Sudou yang terlalu dekat.
"Oh."
Sudou, yang telah mendengarnya, membuang muka dengan sedikit malu.
"Nah itu. Aku belum bilang apakah kamu berpacaran dengan Suzune ... apa itu kamu atau aku atau orang lain yang ingin berpacaran, aku tidak peduli. Hanya saja jika ada orang yang berkencan dengannya dengan memiliki niat yang tersembunyi. Aku tidak akan memaafkannya."
"Aku mengerti. Tapi bisakah aku memberitahumu jika hal yang seperti itu benar - benar terjadi?"
"Ya. Eh tidak, itu tidak benar ... !Tapi ya, itu sudah cukup untukku."
Entah karena aku mengatakan yang ingin kukatakan dan mendengar apa yang ingin ia inginkan.
Sudou berhenti sebentar.
"Mungkin ini terdengar tidak sopan sebagai temannya Haruki, aku lega kamu tidak dikeluarkan dalam pemungutan suara. Kamu sangat dibutuhkan untuk naik ke kelas A. Sampai jumpa, Ayanokouji .... "
Setelah mengatakan hal itu, dia dengan cepat menuju ke kelas.
Apa yang Sudou katakan, adalah sesuatu hal yang belum ia tunjukkkan kepada orang lain.
"Dan apa yang kubutuhkan untuk naik ke kelas A ..."
Aku tidak menyangka akan tiba saatnya Sudou mengatakan itu tentang diriku.
Namun, yang dibutuhkan kelas ini bukanlah aku.
Faktanya, Sudou lah yang akan menjadi sosok yang penting untuk kelas.
****
Buat kalian yang pengen dapetin file doc bekas saya translate bisa klik di sini
