Vol 2 Bab 1 Part 3 : Classroom Elite 2nd Year

Bab 1 : Perubahan kehidupan di sekolah (Part 3)

Pada jam 7 PM kami membuat janji untuk bertemu di depan Keyaki-Mall.

Secara diam - diam aku menunggu temanku.

Sebagai orang yang membuat kontroversi, aku memutuskan lebih baik tidak membuat mereka menunggu.

"Sepertinya aku datang lebih awal ... ?"

Baru pukul 6:30 PM

Menunggu tidak terlalu buruk juga, sebaliknya, tidak berlebihan kalau ini adalah salah satu keterampilan yang aku miliki.

Dengan cara seperti ini, aku memiliki waktu banyak untuk tidak banyak pikiran.

Bagiku ini agak mencanggungkan.

Tapi rasanya aneh juga kalau dilihatin sendirian, tetapi perhatian ini akan segera menyebar ke kelas lain, karena hasil tes telah dipublikasikan. Untuk sementara waktu akan muncul perasaan keinginan tahuan dari Senpai dan Kouhai.

Aku terdiam sebentar, hingga ponsel ku bergetar dan langsung mengambil ponselku. Airi dari grup Ayanokouji, berkata bahwa ia baru saja keluar dari asrama, 4 orang sisanya cuma menandai kalau pesan itu terbaca.




"Ayanokouji-kun, apa kamu sedang menunggu seseorang?"

Aku tidak menyadarinya karena aku terlalu fokus kepada ponselku, tetapi Ichinose Honami berbicara kepadaku dan mengalihkan pandanganku ke arahnya.

Teman sekelasnya Kanzaki Ryuji juga ada di sisinya.

Meskipun sekolah memiliki lokasi yang berbeda - beda, tetapi tempat yang dikunjungi oleh siswa terbatas, sehingga wajar saja kalau bisa bertemu di depan pintu Keyaki Mall, yang menjadi salah satu tempat yang sering dikunjungi.

"Aku ingin bertemu dengan temanku untuk makan malam bersama, bagaimana denganmu?"

Ini bukan sesuatu yang perlu aku sembunyikan, jadi aku berterus terang kepadanya.

Disisi lain, Ichinose dan Kanzaki tampaknya terkejut dengan jawabanku.

"Kita sama, benar?"

"Ya."

Kanzaki menjawab dengan singkat. Pandangannya beralih kepada kepada Ichinose, bukan ke aku.

"Ngomong - ngomong, aku sudah melihatnya. Kamu mendapatkan nilai sempurna di matematika!"

"Dari yang kulihat OOA tahun lalu, aku tidak sempat berpikir kalau kamu punya kemampuan untuk mendapatkan nilai sempurna."

Kanzaki, tidak seperti Ichinose yang tidak mengatakan sepatah katapun, ia berbicara tanpa menyembunyikan ketidakpuasannya.

"Itu adalah salah satu strategi untuk menyembunyikan kemampuan matematikaku, aku sudah membicarakan ini kepada teman sekelasku."

Ichinose dan Kazaki seharusnya sudah paham sampai batas tertentu, tanpa harus menjelaskannya lagi.

Aku berpikir itu saja sudah cukup untuk penjelasannya.

Tetapi raut wajah Kanzaki tidak terlihat santai sama sekali.

"Apa kamu sudah lama menyembunyikannya? Kamu seperti lawan yang sangat menyebalkan dari yang aku kira."

"Kanzaki-kun, kamu tidak boleh berkata seperti itu. Wajar saja kalau setiap kelas punya strateginya masing - masing."

"Iya, walaupun dia tidak memakai trik kotor seperti Ryuuen. Tapi ada hal yang tidak bisa ku terima. Pertama, dia bisa memecahkan masalah yang umumnya itu tidak mungkin bagi siswa manapun dan dia mendapatkan nilai sempurna, itu bukan sesuatu yang bisa dicapai dengan mudah jadi dia berkata karena ini adalah intruksi dari teman - teman sekelasnya, tapi ...."

Ichinose menghentikan Kanzaki.

"Ayanokouji-kun bukan musuh kita."

Ichinose mengungkapkan ketidakpuasannya kepada Kanzaki. Sangat jarang sekali Kanzaki seperti ini, kewaspaan Kanzaki seperti seolah - olah seseorang sedang menguntitnya.

"Aliansi kita sudah selesai, tidak diragukan lagi tahun ke -2 kelas D kini menjadi musuh kita."

"Kita tidak sedang bermusuhan, tidak ada gunanya bertarung."

"Kita memang tidak sedang bermusuhan, tetapi aku perlu mengetahui kekuatan sebenarnya dari musuh."

"Ayanokouji-kun telah menyembunyikan kemampuan sebenarnya pada matematika."

Kanzaki melangkah mendekat ke arahku.

"Sekarang aku sedang berpikir, apa itu hanya matematika? tidak, itu tidak mungkin ... kemampuan lain apa lagi yang kau sembunyikan? bukankah kecepatanmu bahkan melebihi teman sekelasmu? Tidak, bahkan lebih buruk lagi tentang kelas D adalah mereka juga menyembunyikan kemampuan mereka."

"Tapi nilai ujiannya terbatas. Seberapa banyak kamu belajar, kamu hanya bisa mendapatkan nilai 100 per mata pelajaran, dan kamu akan dievaluasi hingga A+, perbedaannya nilainya dengan Sakayanagi cuma sedikit."

Sebenarnya perbedaan nilai ujian matematikaku dengan Sakayanagi hanya 9 point.

Jumlah pointnya cuma berbeda 5 point, dari kelima subjek yang di tes. Itu bukan sebuah ancaman, kata Ichinose

"Kelas C terus mendapatkan skor tinggi dalam keseluruhan skor. Poin yang dicapai Ayanokouji-kun dapat dicapai oleh kelas lain."

"Memang benar itu cuma ujian tulis ..... tapi ─── "

"Ayo hentikan ini ! Kanzaki-kun. Kamu tahu kan kalau ini bukan sesuatu yang harus kita diskusikan sekarang, kan?"

Ichinose khawatir jika terus berdebat di pintu masuk Keyaki Mall, itu bisa membuat kehebohan.

"Aku sepertinya kehilangan kesadaranku."

Kanzaki sadar kalau ini bukan waktu dan tempat yang cocok untuk untuk ini, jadi ia membuang topik pembicaraan itu dan menyerah.

"Aku pergi dulu."

Mengatakan hal itu, Kanzaki dengan cepat masuk ke dalam Keyaki Mall meninggalkan Ichinose.

Kita terdiam melihat punggungnya.

"Maaf. Kanzaki-kun tidak bisa mengendalikan dirinya dan berbicara seperti itu."

Kelas B akhirnya diturunkan ke kelas C.

Wajar saja kalau mereka harus terpaksa mengganti metode yang telah mereka gunakan saat ini.

Sebaliknya, Ichinose memperlihatkan kebaikannya dalam keadaan seperti itu, itu juga aneh.

Itu hal yang biasa jika Kanzaki berpikiran sifat yang lembek/kebaikan itu harus ditinggalkan. Note: intinya pemikirannya/sifatnya harus tegas

"Apa aku melakukan kesalahan ..?"

Tidak seperti biasanya Ichinose tidak memahami cara berpikir Kanzaki. Meskipun ada perbedaan besar seperti bumi dan langit kalau ingin mencoba mengetahui kemampuanku dibandingkan melanjutkan tanpa mengetahuinya.

"Apa kamu ingat yang kukatakan sebelumnya?"

"Iya, aku harus maju bersama teman sekelasku."

"Mungkin akan ada beberapa siswa seperti Kanzaki mulai mengganti kepemimpinan kelas di masa depan, atau mungkin tidak senang kepadaku dan menyimpan dendam kepadaku. Tidak aneh tergantung situasinya kalau akan ada beberapa siswa yang mengkhianati kelas. Ini bukan lagi kelas aman seperti tahun sebelumnya."

Kata - kata itu terdengar seperti perkataan yang sama dengan Ichinose dengan siswa kelas C tahun ke-2.

"Jangan mementingkan yang akan terjadi di masa depan, percayalah kepada teman - temanmu, aku ingin kamu terus berjuang untuk melindungi mereka."

"Yah, aku akan pasti melindungi teman sekelasku dan jika itu tiba saatnya ketika seseorang dari kelasku menghilang, maka akulah yang akan jadi yang pertama."

Ichinose pasti akan melakukan itu, bertanggung jawab dan memilih pengusiran sebelum dia.

"Aku sangat lega ketika mendengarkan tekadmu itu, tapi aku punya komplain."

"Komplain?"

Ichinose mencondongkan sedikit tubuhnya, seolah olah ingin tahu apa itu.

"Aku tidak mengizinkanmu meninggalkan sekolah."

Aku harus mengingatkan Ichinose sesuatu hal yang penting.

Sangat penting untuk terus maju di tahun ini.

Aku melihat matanya dan menanamkan api yang menyala beserta keinginan Ichinose.

Bukan kegelapan yang aku berikan kepadanya.

Itu adalah cahaya yang tidak akan pernah padam.

Jika mungkin cahaya itu mengarah ke arah yang salah, aku akan menghindari itu.

"Eh, itu ... Aku ..."

Sambil melihatku, Ichinose berbicara kepadaku dengan sedikit malu.

"Huh ... kamu benar - benar luar biasa. Ayanokouji-kun ... mendapatkan nilai sempurna dalam ujian matematika yang rumit seperti itu."

Ichinose mengatakan itu lagi sambil mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Mungkin matematika adalah satu - satunya yang aku kuasai."

"Bahkan, cuma itu saja sudah luar biasa karena kamu punya senjata yang tidak ada bisa dikalahkan siapapun."

"Kamu pun sama. Kamu pasti akan memiliki senjata yang tidak akan bisa dikalahkan siapapun."

"Aku bisa ..."

Namun ada kekurangan manusia yaitu mudah dipengaruhi.

Dia tidak memiliki banyak orang di sekitarnya yang dapat memakai kemampuannya dengan baik, meskipun itu tidak berarti dia tidak punya teman baik.

Itulah kelemahan kemampuannya.

Itu karena Ichinose memiliki kemampuan untuk menghilangkan individualitas teman sekelasnya.

Kemampuan Ichinose untuk menyatukan orang - orang dengan begitu kuat hingga mematahkan individualitas para sahabatnya.

"... Aku harus pergi sekarang, kita menarik perhatian, dan juga tidak baik membiarkan Kanzaki-kun menunggu."

Aku sedikit menganggukkan kepalaku dan melihat punggung Ichinose.

Sekali lagi aku menyadari waktu yang dijanjikan dan memeriksa ponselku.

"Apa yang kamu bicarakan dengan Ichinose-san?"

Dari kejauhan aku melihat Haruka

Ketika aku melihatnya, aku bisa melihat semua orang bersamanya, Akito, Keisei, dan Airi, mereka bersama - sama menatapku.

Rupanya, mereka telah berkumpul ketika aku sedang berbicara dengan Ichinose.

"Nilai ujian matematika."

"Itu tidak aneh juga, semakin bagus nilai akademikmu, semakin kamu menjadi orang penting."

Setelah menjelaskan alasan yang bagus, Keisei segera setuju dan yakin.

Namun, Haruka tampaknya sedikit berbeda.

Aku tidak bisa meminta lebih dari itu.

Besok tanggal 2 Mei kita akan memaski golden week.

Para siswa telah berhasil lulus ujian khusus, jadi kita semua bisa menikmati golden week.

Tidak ada seorang pun yang menolak saran Haruka.

****

Dasar Ayanokouji, suka sekali centil ama Ichinose, hmmm.

Buat kalian yang pengen dapetin file doc bekas saya translate bisa klik di sini