Fake Holy Sword Stroy ~ Chapter 51 Part 2
Chapter 51 Jangan terlibat
Darah mengalir deras keluar dari kepala Toimi, dia tidak lagi berpikir untuk menangkapnya hidup – hidup namun berusaha untuk membunuh Malta seperti yang dia katakan sebelumnya.
Jika dia ingin Malta mati, maka dia adalah orang yang kuat hingga menunjukkan kekuatan yang seperti itu.
… Walaupun sekarang dia nampak seperti orang idiot dengan hidung mimisan dan gigi ompong. Mau bagaimapun juga, petir dengan kekuatan seperti itu. Jika Malta terkena petir itu, nyawanya dalam bahaya
Tapi …
“Fufu…”
Apa yang ditunjukkan oleh Malta bukanlah sebuah ekspresi ketakutan tapi sebuah senyuman. Toimi mengerutkan keningnya.
“Bodoh? Tak kusangka kamu malah tersenyum setelah melihat petir ini … aku cuma bisa bilang kalau kamu itu bodoh. Selain golem, aku tidak mengerti kenapa kamu malah tersenyum meskipun kamu itu putri duyung ras yang pasti terluka jika terkena petir ini.”
Meskipun diawal nada terdengar kasar tapi Toimi kembali ke nada sopan. Namun, tetap saja tidak ada yang baik dari itu semua, hanya ada ejekan untuk Malta.
Tentu saja. Petir yang akan di tembakkan bukan petir yang sama saat diserap oleh air itu. Petir ini akan menghancurkan air itu dan membunuh Malta.
Tapi … Malta membalasnya dengan mengejeknya.
“Justru kamu itulah yang bodoh. Kamu sudah bilang berulang kali, kalau aku adalah putri duyung, kan? Ketika kamu bertarung dengan putri duyung, menurutmu sekarang kamu melarikan diri kemana … ?”
“Dimana …….?”
Tentu saja, langit.
Langit sangat efektif karena dia bisa terus menyerang dari jarak jauh jika lawannya tidak bisa terbang.
Putri duyung memanglah tak terkalahkan jika dalam hal berenang tapi mereka tidak bisa terbang, tidak ada salah dari pemikiran Toimi.
“Jangan bilang …”
Sesuatu datang dalam pikirannya.
Langit tempat dimana ia melarikan diri berada di atas laut. Hanya itulah yang dapat dia pikirkan ketika memikirkan tentang putri duyung.
Tapi … langit tetaplah langit. Serangan Malta tidak akan mencapai dia.
“Apapun yang kamu lakukan ….!”
“Dengar, kamu melihatku menggunakan sihir air, kan? Melarikan diri ke langit di atas laut, dimana itu banyak sekali air, itu sudah jelas keputusan yang salah.”
Malta mengatakan itu sambil tertawa seolah olah dia hebat.
Kemudian dia menyiapkan Filomena ….
“‘Gerlach’”
Ketika dia mengucapkan nama sihir itu dengan suara rendah, suara gemuruh dan hal aneh muncul di permukaan laut.
Toimi melihat ke bawah dan dia menyadari ada sebuah pusaran air dengan dia yang berada di tengahnya. Malam hari itu, laut terlihat gelap dan menakutkan.
“Aku akan membunuhmu sebelum…!”
Toimi yang masih terluka di pinggangnya tetap berusaha melepaskan petir yang terkumpul, tapi ...
“Uwa!?”
Sebelum itu terjadi, pusaran air itu naik ke atas. Air yang gelap membentang luas kini berubah menjadi sebuah tornado dan menyembunyikan Toimi di tengahnya.
“Haha … tembok air seperti ini, dengan petirku…!”
Petir yang terbuat dari kekuatan sihir menghantam keras dinding air tornado.
Bang! membuat suara yang mengerikan dan uap air.
Dengan keyakinan kalau itu bisa menghancurkan dinding air itu, Toimi membuka matanya dengan senyuman tanpa rasa takut dan …
“Apa …. !?”
Dari penglihatan Toimi, dinding air itu tidak mengalami kerusakan meskipun tadi terdengar suara gemuruh dahsyat saat berputar.
Salah, sebenarnya itu bisa rusak. Uap air yang muncul akibat sambaran petir akan membuat air itu menghilang.
Hanya saja, ini laut. Banyak sekali air untuk mengantikan air itu. Tidak peduli sebanyak usaha yang dilakukan Toimi untuk mengikis dinding air. Dinding itu tetap akan cepat pulih.
“Cih…! Kamu ingin mengurungku seperti ini!?”
Malta menghela nafas setelah mendengar suara Toimi dari luar tornado air ‘Gerlach’
Itu bukan masalahnya. Sihir ini sangatlah kuat jadi mustahil untuk keluar dari dalam. Dan juga, jumlah kekuatan sihir yang digunakan juga sangat besar.
Walaupun air yang digunakan tidak terlalu banyak karena langsung menggunakan air laut, tetap saja itu tidak mungkin untuk mempertahankan tornado air dalam waktu lama.
“Hah, ayo cepat akhiri ini.”
Malta berbicara lalu mempersiapkan tombak trisulanya, Filomena. Mata dia menatap ke arah Toimi yang terperangkap di dalam tornado air.
Manusia biasa tidak mungkin bisa melakukan itu, tapi putri duyung mampu berenang dan melihat ke dalam laut karena mereka punya mata yang spesial.
Disaat menemukan lokasi Toimi, Malta mengayunkan Filomena…
“Bye bye.”
Dia bergumam sebuah kata selamat tinggal dengan suara rendah lalu melempar tombak trisula, Filomena.
Dengan kekuatan dia saat ini tombak trisula itu tidak akan bisa terbang sejauh itu. Hanya saja, trisula itu bukan senjata biasa. Senjata ini spesial karena punya kekuatan sihir. Oleh karenanya, meskipun dialah yang melempar benda itu. Benda itu tetap memiliki kekuatan yang besar.
Trisula melaju dengan sangat cepat ke arah Toimi, kelihatan dari luar saja tidak mungkin untuk menembusnya tapi trisula itu dengan mudahnya menembus dinding ‘Gerlach’ dinding air yang tak akan bisa ditembus dari dalam …
“Gyaaaaaaa!?”
Tendengar teriakan dari Toimi. Lalu keheningan terjadi. Malam yang tenang tidak ada seorangpun yang berbicara.
Tornado air itu kembali ke laut. Dari dalam menciptakan sebuah cipratan air seperti hujan dan muncullah sosok Toimi yang tertusuk tombak trisula. Dia basah oleh air dari ujung kepalanya.
Dia memuntahkan banyak darah dari mulutnya, dan perut yang tertusuk itu bahkan mengeluarkan lebih banyak darah.
“Tidak mungkin …!? Putri duyung seperti mu …!?”
Toimi terkejut sambil mengeluarkan keringat dingin tentang sebuah fakta kalau dia dikalahkan oleh putri duyung yang tidak pernah melawan dan tidak pernah menang.
Dia melototi Malta, tapi itu tidak bertahan lama. Dia kehilangan nyawa, kehilangan sihir, dan tenggelam ke dalam laut. Ini sama seperti yang dikatakan legenda dimana putri duyung menarik mansuia ke dalam laut.
“Huh, aku lelah.”
Malta mengalahkan Toimi yang tenggalam di dasar laut dan menunjukkan sebuah senyuman. Dia mengusap dahinya layaknya dia telah melakukan pekerjaan sulit.
“――――――”
Dan Alistar, orang yang menonton dari belakang, telah kehilangan kata – kata.
“(Menang dengan cara yang kejam seperti itu…?)”
Menahan lawan untuk tidak mengetahui kondisi di luar, lalu melempar tombak dari titik buta lawan dan menusuknya dengan satu pukulan.
Dari sudut Toimi, dia tiba – tiba tertusuk oleh tombak yang menembus dinding air, jadi dia tidak tahu apa yang akan terjadi.
“Wow, Malta kuat sekali. Aku pikir dia tidak punya kemampuan untuk bertarung, ternyata itu salah.”
“(Eh? Apa ini situasi yang mengharuskan ku untuk berbicara dengan riang hati? Membunuh seperti itu, bukankah kepercayaan dirinya terlalu besar? Apa dia sudah terbiasa menggunakan cara itu?)”
Pedang Suci memuji Malta, tapi bagi Alistar, orang yang bahkan tidak memandang baik putri duyung sejak awal, dia hanya bisa ketakutan setelah melihat cara Malta bertarung. Bagi Alistar, itu seperti iblis pembunuh. Dia tahu kalau tidak ada batasan untuk bertindak kasar.
Bahkan jika dia memikirkan itu, dia sudah mengalahkan beberapa anggota Guild Gray yang sedang mencoba mengambil putri duyung.
Itu karena pedang suci memanipulasi tubuhnya.
“Wow. Alistar kamu juga kuat sekali. Kamu sudah mengalahkan mereka.”
“Eh. Y-ya…”
Malta memujinya dia. Dia membalasnya dengan sebuah senyuman ambigu.
Itu karena dia baru saja telah menusuk orang, hal itulah yang membuat Alistar meningkatkan kewaspadaannya.
“(…Jangan terlibat lagi dengan Malta sebanyak mungkin)”
Perasaan Alistar menjadi kuat sejak saat itu.
◆
Setelah Saint Magali secara pribadi mengumumkan kalau dia ingin berkunjung ke desa nelayan yang sedang kesusahan, Pahlawan Alistar dengan cepat memutuskan untuk ikut dengannya. Mereka satu tubuh dan jiwa. Kepribadian yang luar biasa. Mereka berdua memang layak sebagai Pahlawan dan Saint pada era itu.
Mereka mengunjungi desa nelayan dan menunjukkan sikap lembut. Putri duyung pun datang, ras yang tidak pernah muncul ke publik. Dengan kata lain mereka ikut menyambut kedatangan Alistar dan Magali.
Mereka melihat putri duyung sebagai keberadaan yang terisolasi. Mereka berdua diundang ke pemukiman putri duyung, dimana manusia tidak pernah bisa ke sana, dan menerima sambutan yang meriah. Namun, selama mereka menetap di sana, Guild Gray secara brutal menculik putri duyung, memperkosa, dan menyerang mereka.
Disanalah, Pahlawan Alistar menghadapi orang jahat itu bersama Malta, yang kedepannya akan dipanggil sebagai putri duyung tercantik. Alistar dan Malta bekerja sama melawan dan mengusir anggota Guild Gray yang kejam dan brutal.
Pahlawan Alistar punya kekuatan dan kebaikan hati tidak hanya untuk manusia tapi juga untuk putri duyung yang bukan ras manusia. Dikatakan jika Malta tidak akan pernah melupakan sosoknya sampai dia mati.
Kutipan terakhir bab 4 ‘Legenda Pedang Suci’

